Kisah Heroik Di balik Kejinya Penyerangan Di Selandia Baru - newberita8
Ads Here

Sunday, March 17, 2019

Kisah Heroik Di balik Kejinya Penyerangan Di Selandia Baru




NEWBERITA8 - Salah satu yang dikejutkan dengan aksi penembakan masjid di Selandia Baru ini adalah masyarakat Indonesia.

Peristiwan mengerikan ini terjadi di Masjid Al Noor, Kota Chrischurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3/2019).

Penambakan ini terjadi seusai para jamaah melaksanakan ibadah salat Jumat.

Mengutip laporan terbaru Daily Mail, penembakan masjid ini mengakibatkan 49 orang meninggal dunia.

Pelaku yang bernama Brenton Harrison Tarrant (28) langsung dibawa ke pengadilan atas kasus pembunuhan massal yang menewaskan 49 orang.

Apalagi, pelaku yang melakukan aksinya kejinya sambil live streaming di Facebook.

Tentu, berita ini langsung viral dan membuat heboh setiap sudut kota di dunia.

Dibalik kengerian yang terjadi di Masjid Al Noor Selandia Baru, ada sepucuk kisah kepahlawanan yang dilakukan oleh salah seorang korban penembakan.

Naeem Rashid, merupakan seorang warga Pakistan yang kebetulan sedang beribadah salat Jumat bersama putranya.

Momen kebersamaan ayah dan anak saat beribadah, harus terhenti oleh pelaku yang datang dan menembak korban secara membabi buta.

Namun, ketakutannya akan pelaku ternyata lebih kecil dibandingkan dengan instingnya untuk melindungi sang putra dan jamaah lainnya.

Mengutip Daily Mail, Naeem Rashid dengan berani menerjang pelaku dengan tangan kosong.

Padahal menurut laporan New York Post, pelaku diketahui memegang 5 pucuk senjata api mematikan.

Akibat keberaniannya itu, beberapa jemaah berhasil selamat.

Sang pelaku, Brenton Tarrant, juga akhirnya dapat ditangkap oleh petugas kepolisian yang langsung datang ke lokasi kejadian.

Namun sayang, pria yang sehari-hari bekerja sebagai guru ini harus menerima luka yang sangat parah.

Mendapatkan luka tembak saat bergulat dengan pelaku, Rashid langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.

Namun sayang, nyawanya tak mampu ditolong oleh tim medis.

Naeem Rashid dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (15/3/2019).

Walau sudah mengorbankan nyawanya, putranya yang bernama Talha (21) juga dinyatakan meninggal dunia saat insiden penembakan terjadi.

Atas kejadian mengerikan ini, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyebut ini merupakan sebuah serangan teroris.

"Sudah sangat jelas bahwa insiden ini merupakan aksi serangan teroris," ucap Jacinda Ardern.

Ia juga menyatakan, hari Jumat (15/3/2019) kemarin sebagai salah satu hari terkelam di sejarah Selandia Baru.




No comments:

Post a Comment