NEWBERITA8 - Pemerintah Australia mencabut kewarganegaraan
pria Afghanistan yang sudah diberikan beberapa tahun sebelumnya karena ia
memiliki SIM palsu yang digunakan untuk mendapatkan SIM Australia. Pembatalan
Izin Warganegara akibat SIM Palsu.Seberapa sulit sebenarnya mendapatkan SIM
Australia sehingga \'jalan pintas\' ini harus ditempuh?
Pemerintah Australia mencabut status warganegara Australia
dari seorang imigran asal Afghanistan yang menggunakan surat izin mengemudi
palsu pada Agustus 2017. Ali Haidari, 26, harus menerima kenyataan bahwa status
kewarganegaraan Australia yang ia peroleh di lima tahun lalu dicabut oleh
pemerintah Australia.
Penarikan status kewarganegaraan tersebut dilakukan setelah
menemukan SIM Afghanistan milik Ali yang digunakan sebagai salah satu syarat
pengajuan SIM Australia ternyata palsu. Menurut laporan SBS, Haidari pada
awalnya mendapat status permanen resident di bulan September 2010, setelah tiba
di Australia lewat laut di bulan Februari di tahun yang sama.
Warga asal Afghanistan tersebut kemudian mengajukan diri
untuk menjadi warga negara Australia bulan November 2014 dan mendapat persetujuan
satu bulan kemudian. Namun persetujuan tersebut dibatalkan di bulan Agustus
2017 setelah ditemukan bahwa Haidari menggunakan SIM palsu asal Afghanistan dan
mengggunakannya untuk mendapatkan SIM Australia.
Haidari kemudian mengajukan kasusnya ke Tribunal Banding,
yang minggu lalu menolak permintannya agar kasusnya ditinjau kembali. Memutuskan
bahwa status warga negara Australianya dicabut, karena dia tidak memiliki
karakter yang baik.
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang sesulit apakah
sebenarnya untuk mendapatkan surat izin mengemudi Australia sehingga seseorang
lebih memilih untuk menggunakan \'jalan pintas\' sampai harus mengorbankan
status kewarganegaraan mereka.
Suhendra Koes Wibowo, guru mengemudi dari Indonesia di
Sydney sejak tahun 2004 mengatakan bahwa memang sulit untuk mendapatkan SIM di
Australia.
"Australia adalah salah satu negara yang susah untuk
dapat izin mengemudi karena peraturannya sangat ketat," kata Suhendra
kepada wartawan ABC News Natasya Salim.
"Saya punya murid dari Malaysia, Taiwan dan Amerika
Serikat sekalipun yang mengatakan bahwa di Australia lebih sulit untuk dapat
izin mengemudi."
Menurutnya, proses mendapatkan SIM di Australia semakin
sulit dari tahun ke tahun karena pemerintah Australia ingin meningkatkan
standar keamanan mengemudi di jalan raya.
"Tahun ke tahun prosesnya dipersulit demi meninggikan
standar keamanan. Karena dulu mahasiswa dapat lulus tes mengemudi dengan mudah
tapi banyak terjadi kecelakaan," kata Suhendra.
"Tapi hal ini bagus demi keselamatan orang-orang di
jalan."
Masalah pengemudi dari Indonesia,Suhendra mengatakan bahwa
rata-rata imigran yang belajar mengemudi dengannya sudah berpengalaman
mengemudi di negara masing-masing. Tetapi karena mereka mengalami kesulitan
untuk mengerti peraturan mengemudi di Australia dan tidak kunjung lulus tes,
mereka terpaksa harus belajar dengan guru mengemudi.
Menurut Suhendra, masalah orang Indonesia dalam hal ini
adalah bahwa mereka kurang sabar dalam mengikuti peraturan mengemudi di
Australia yang berbeda dengan di Indonesia.
"Kadang mau menghemat uang dan langsung tes mengemudi
padahal belum mengerti peraturan dan jadinya tidak lulus."
Dalam mengidentifikasi keaslian SIM pengemudi Indonesia,
petugas pemeriksa di Australia menerima bantuan dari Konsulat Jenderal Republik
Indonesia (KJRI) di negara bagian setempat.
"Yang pasti petugas Australia sangat ketat, bila
terjadi masalah saat mengemudi, mereka akan meminta surat konfirmasi dari
KJRI," kata Suhendra.
"Karena dari negara kita dia kasih tahu ciri-ciri SIM
Indonesia yang asli, yang ada hologram atau bila foto yang agak terpotong dan
kelihatan palsu."
Pentingnya menyediakan informasi akurat. Melihat kejadian
yang menimpa pria Afghanistan dengan SIM palsu, Yapit Japoetra, seorang agen
migrasi di Melbourne, mengatakan pentingnya penyediaan informasi benar
menyangkut izin tinggal.
"Pada akhirnya, izin tinggal Permanent Resident (PR)
bisa dicabut karena informasi yang diberikan tidak benar."
Tindakan tersebut mungkin terjadi kapan pun tanpa memandang
sudah berapa lama sebuah izin tinggal di Australia berlaku atau seberapa banyak
pengalaman yang dimiliki.
"Izin visa yang sudah diterima pun meski sudah ada
pengalaman kerja, di masa depan kalau ketahuan bisa dicabut karena pemberian
informasi yang tidak benar."
No comments:
Post a Comment